Selasa, 16 Oktober 2012

Terlalu Banyak Alur

saya M. Riyadi dan dalam beberapa kasus orang suka tertukar lau w itu billy. yapp w memiliki 2 nama. formalnya pakai m.riyadi tapi kalau keseharian panggil aja billy (dan jangan tanya itu dari mana). dan saya bosan untuk menjelaskannya.

saya mau mengulas tentang sekelibet proses BAAK yang terlalu banyak alur dan membingungkan. pada hari panas itu (jakarta b4nGeud), sampai di UNJ tepatnya di Labschool dengan perjuangan nyasar yang tak bisa di hitung (yang nyasar bohong loh). setelah menginjak parkiran UNJ seketika ada angin yang berhembus kencang bak menyambut kedatangan saya. lalu, saya bertanya kepada seorang oknum yang mukanya sudah saya lupa, tapi saya gambarkan saja dia seram agarlebih dramatis, dia berseragam lengkap, besar dan memegang suatu senjata pertahanan. yupp.. dia satpam bank bukopin. lansung saja saya melontarkan pertanyaan karena saya kira dia cukup intelek untuk menjawab pertanyaan dari saya. "pa Baak dimana?" ucap saya. muka dia bingung, entah bingung penampilan saya atau apa, dan saya perjelas "untuk registrasi MABA pak", "ohh..". (onn-nya langsung runtuh seketika). "di rawamangun muka, dr sini belok kanan. belok pertama kiri lalu paling ujung dan gedung.a yang kaya loket", ucap si bapa. dengan tekad yang mantap saya langkahkan kaki ini menuju arahan si bapa satpam.

sampai di BAAK hal bodoh pertama yang saya lakukan adalah "salah baris". padahal banyak kaka senior tapi saya tak mau bertanya (kakanya gk ada yang bening sih). kali ini barisan saya benar, saya di sambut seorang wanita yang cukup cantik tapi sudah tua. dia jelaskan bla bla bla bla bla bla bla bla yang intinya BAYARAN. itu hari pertama  yang saya bawa dari unj berkas berkas yang intinya saya tekankan BAYARAN. ok siip.

pada k UNJ hari dua, bermodalkan struk yang saya anggap ini penting sangat (memang penting nyatanya). saya ke loket lg dan kali ini di beri makin banyak berkas dan mengisi beberapa lembar informasi (ok bisa w terima). sebenarnya gk perlu belajar semalam untuk isi lembar itu tapi akhirnya saya di bikin pusing dengan pertanyaan "ibu apa gituuu". padahal kan bisa kali tanyanya ibu kandung. selesai itu saya langsung pemeriksaan kesehatan  dan kebetulan itu jam jam mau tutup membuat saya tak perlu menunggu. nothing special sih di pemeriksaan kesehatan, paling hanya saat rontgen saya harus berposisi setengah ngangkang untuk menyesuaikan alat pindainya. itu nyiksa banget kalau di lakuin 10 jam (apalah). jadi saran saya ya pak tolong itu di tinggikan karena kasian bagi yang tinggi, dan yang "rendah", pikirkan saja sendiri solusinya.

pada kali tiga kesana, saya tinggal ngambil hasil pemeriksaan kesehatan dan menyerahkan ke BAAK.  Tak banyak yang di lakukan selain hanya mengumpulkan semua berkas. biasa saya di sambut senyum hanyep oleh sang wanita penjaga loket FIP. dan suaranya yang kecil dan tak jelas itu yang kadang saya harus bilang "apa bu" berkali kali. dan tampaknya dia kesal juga karena suaranya di tambah volume plus sedikit bumbu marah. yang saya bikin jengkel adalah hasil gambar rontgen, saya kira di kumpulkan dan ternyata di bawa pulang. OMG, itu tu Gu3DE... (GEDE), Dan bayangin kalau w bawa itu di atas motor.... ngegelewer men.... sampai rumah pun gambar rongten itu jauh daribaik keadaanya (sampulnya aja).

menurut w proses itu terlalu rumit dan boros. saya harus modal bensin bolak balik kab. bekasi ke unj dan itu di lakuin 3 kali. belum saya beli air minum, jajan, foto copy, beli gorengan, bayar parkir,  dll. jadi di mohon di simpelkan lagi ya. makasih.

2 komentar:

  1. yak di buka sesi pertanyaan cukup tiga. (korban presentasi)

    BalasHapus
  2. yak di buka sesi pertanyaan cukup tiga. (korban presentasi)

    BalasHapus