Assalamualaikum
warrahmatullah wabarakatuhu
Selamat
pagi, siang, sore, dan malam, tergantung kapan postingan ini akan dibaca.
Well,
pertama saya mau meminta maaf pada diri saya sendiri karena sudah membiarkan
rasa malas menguasai saya beberapa waktu ini hingga melupakan tugas dari
rangkaian MPA Jurusan Manajemen Pendidikan; membuat tulisan tentang briefing MPA hingga pass MPA yang sudah dijalani. Berharap sih masih ingat.
Hal
yang paling saya ingat ketika briefing
MPA adalah ketika duduk di tempat yang bernama UPT Perpustakaan UNJ bersama
ratusan mahasiswa baru Fakultas Ilmu Pendidikan. Pertama kali diperdengarkan
lagu Totalitas Perjuangan, Mars UNJ, Yel-yel FIP, Jargon FIP—yang selama
beberapa hari belum juga hafal. Kemudian, ketika waktu menunjukkan hampir
dzuhur, saya dan teman-teman lainnya digiring ke jurusan masing-masing. Tentu
saya ke Manajemen Pendidikan. O, rasanya saya lega karena semakin sedikit
manusia yang berada dalam satu ruangan, akan lebih kondusif. Apalagi, saya
bersama teman-teman sejurusan yang dari awal sudah terasa ke-solid-an dan
keramahannya. O, sorga. Beberapa jam kemudian, dengan pembekalan latihan yel-yel
dan jargon MP, struktur organisasi, serta senandung Mars juga Himne Manajemen
Pendidikan, briefing MPA berakhir.
Pembukaan
MPA diselenggarakan di sekitaran Kampus B UNJ. Saya dikagetkan oleh tuntutan
untuk meneriakan yel-yel Fakultas Ilmu Pendidikan dan jargonnya oleh panitia
MPA Fakultas. Saya yang tidak hapal sama sekali hanya melongo dan perlahan
menyimak yang lain. Akhirnya, jargon saya kuasai juga. Tak banyak menunda
waktu, kami—maba FIP—kembali digiring untuk memasuki lapangan tempat pembukaan
MPA bersama 6 Fakultas lainnya. Kemudian saya terkagum-kagum pada kedisiplinan,
kerapihan, dan kekompakan para maba dari
Fakultas Ilmu Keolahragaan. Entah bagaimana yang lain, menurut saya mereka
sangatlah keren.
Setelah
menghadiri acara pembukaan MPA, lagi-lagi kami diarahkan untuk kembali ke
Kampus A. Agenda berikutnya adalah lomba yel-yel antar jurusan. Saya tak begitu
yakin awalnya, tapi, teman-teman yang lain dengan percaya dirinya mengatakan
bahwa MP itu mampu menjadi yang pertama. Saya menjadi malu sendiri pada rasa
minder yang berlebihan. Saya memang merasa keberatan ketika mendapat tuntutan
untuk menjadi juara pertama. Ada rasa takut mengecewakan para senior yang sudah
dengan segenap tenaganya mempersiapkan semua untuk menyambut kami. Akhirnya
saya berpikir untuk hanya melakukan yang terbaik! Dan hasilnya?
MPA
kedua, MPA Fakultas, hari di mana pengumuman pemenang lomba yel-yel. Saya tak
banyak bertanya perihal kemenangan kami, yang saya pikirkan adalah sudahkah
cukup usaha kami untuk lomba kemarin? Berhakkah untuk mengharap agar menjadi
juara pertama dengan menggeser si juara bertahan; Teknologi Pendidikan?
Dan
pada penghujung acara, kami semua tau bahwa penggalan syair dari yel-yel MP
yang berbunyi, Mungkin inilah saatnya, Kita pantas jadi juara, Saat kutanya, Jurusan
apa? MP namanya, MP juaranya, MP juaranya, MP juaranya, bukanlah hanya
sebuah pelengkap dari rangkaian lirik-lirik yang dikarang sembarang demi
mempercantik apalagi memperpanjang daftar lagu yang diaransemen. Syair itu
adalah doa yang terkabul. Ya, kamilah juara. MP adalah winner. Emosi berlebihan dengan begitu saja datang serempak pada
tiap perasaan kami hingga menyebabkan euforia dalam ruang MPA Fakultas.
Efek
tidak mengenakan dari kemenangan itu kemudian kami rasakan ketika MPA Jurusan.
Bayangkan, sebagai pemenang kami dicecar untuk seminimal mungkin melakukan
kesalahan yang berhubungan dengan kekompakan dan keberanian. Ya, hal itu memang
wajar. Yang tidak mengenakan lainnya adalah kami dituntut untuk memperdengar
dan lihatkan yel-yel yang kami bawa hingga jadi pemenang. Tak hanya satu kali,
melainkan sampai tamu jurusan terakhir pergi. Terhitung 4 kali kami membawakan
yel-yel yang panjangnya lebih dari 5 menit dengan penuh gerakan power dan suara keras. O, tenggorokanku!
Nah,
ada hal menarik yang terjadi ketika MPA Jurusan. Seorang dosen, setelah
mendengarkan yel-yel kami yang entah keberapa kali, beliau sedikit berceramah.
Tak lama, kami diajak keluar untuk membuat formasi menyerupai huruf M dan P.
Kemudian beliau mengatakan, “kalau kalian membuat formasi seperti ini, orang
lain akan sudah tahu dengan hanya melihat saja tanpa mendengar koaran suara
kalian bahwa kalian mahasiswa MP.”
Saya
kagum, dan sangat suka. Kalau ditafsirkan melalui pemikiran saya yang awam,
maksud dosen itu adalah dengan menunjukkan sikap kompak dan sikap baik apapun
yang menjadi ciri khas MP, maka orang lain akan sudah tahu dengan hanya
melihatnya, tanpa bertanya “dari jurusan apa?” tapi langsung tahu “dari
Manajemen Pendidikan, ya?” Mungkin.
Dari
seluruh rangkaian MPA, yang paling saya ingat adalah MPA Jurusan dan yang
paling sedikit ingatannya adalah ketika Penutupan MPA. Kenapa? Saya merasa agak
berat meninggalkan dress-code hitam
putih dengan nametag dan slayer hijau
terang. Semoga nanti, saya diijinkan menjadi salah seorang pejabat di jurusan
yang kemudian bisa mendampingi adik-adik saya yang melaksanakan MPA dan
berkontribusi banyak di dalam organisasi itu. Amiin.
Wassalamualaikum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar